Tidak ada kehidupan di luar Ubud - dan kalau ada, pastinya tidak sama
Tidak ada kehidupan di luar Ubud - dan kalau ada, pastinya tidak sama
30 November 2016
Ketika saya memulai perusahaan ini dan saat membuat website, kalimat pertama dalam deskripsi tentang Ubud saya tuliskan “ Ubud adalah kota yang tidak seperti yang lain….”
Mungkin pernyataan tersebut terdengar berlebihan. Tetapi ketika mendengarkan apa dikatakan para expats mengenai Ubud, kehidupan di Ubud itu ajaib. Lihatlah foto-foto lama (bisa dilihat di buku - buku di toko buku Ganesha, Jln. Raya Ubud dekat Kantor Pos). Saya baru bergabung di Ubud tahun 2000. Walaupun saat itu jalanan sudah mulai lebih macet, saya merasa ini adalah tempat untuk mengharapkan “ Kehidupan yang indah”.
Hari ini kita kadang kesal dengan kemacetan yang lebih buruk, tidak ada parkir, asap knalpot, komersialisasi, pengemis jalanan dan Anda bisa menambahkan lagi dari pengamatan Anda sendiri. Tapi hanya sedikit yang bilang : “ Cukup, saya pergi”
Dari pengetahuan Anda- adakah tempat lain kecuali Greenland atau Kalahari dimana lingkungan justru membaik daripada memburuk? Dan untuk tempat-tempat itu, bagaimana dengan insfrastrukturnya atau kehidupan sosialnya?
Apakah Anda setuju tidak ada tempat seperti Ubud di bumi ini, atau diluar angkasa? Jadi marilah kita bersyukur.
Selama bertahun-tahun banyak yang mencari properti ke kantor kita yang pertama (yang di dekat patung Arjuna) dan berbagi ide tentang bagaimana, kapan dan dimana mereka ingin tinggal. Banyak dari mereka sudah berpergian mencari tempat yang memiliki kualitas hidup yang baik, murah, masyarakat yang baik, dan standar kesehatan yang baik. Saya mendengarkan pengalaman mereka di Thailand, Pilipina, Vietnam, Brazil, Mexico, Columbia dan lainnya untuk mencari tempat pensiun.
Menariknya, saya perkirakan setengah lebih dari para pendatang tersebut tinggal di sini. Kita bertemu di tempat umum seperti Supermarket Bintang atau Delta, di warung atau restoran. Yang menarik bagi saya, – tidak ada banyak keluhan dari mereka. Kita membicarakan masalah kehidupan yang biasa. Saya kira jika seseorang sangat bosan, pikiran negatif tentang apa pun akan timbul. Di Ubud, kalau kita berpartisipasi sedikit dengan apa yang ada, kita tidak akan merasa bosan.
Apakah anda merindukan malam Oscar, Wall Street atau balapan Formula 1? Saya kira Anda tidak terlalu. Oleh karena itu Anda datang ke sini.
Dengan sistem administrasi yang lambat, rasanya sekitar 10 tahun lagi pun tidak banyak hal akan berubah di Ubud. Kemudian kita akan bertemu lagi dan membicarakan apa yang akan kita lakukan lagi nanti, jika diperlukan.
Saya bukan penulis yang professional. Saya menulis ini karena saya merasakan perut saya yang keroncongan dan berpikir tentang tempat makan. Saya berpikir tentang “ Wild Ginger di Jl. Gero Gading, jalan yang menuju ke Ubud Fitness. Sebuah warung kecil yang rapi yang menurut saya pantas mendapatkan bintang 4, bukan karena para tamu mendapatkan serbet kain berwarna putih daripada tisu toilet.
Aduh! Hari ini hari minggu dan mereka tutup.
Ahh, tadi kita sampai disini – Bukankah kita beruntung karena adanya kebebasan dalam memilih dimana kita tinggal? Beberapa belum pernah tinggal di Ubud karena tidak berminat, atau mereka yang lebih memilih untuk tinggal di Pattaya atau Ho Chi Minh untuk alasan mereka sendiri. Kita tentunya merindukan expat-expat tersebut, tetapi tidak merugikan kita kan ?
Ubud di jalurnya sendiri. Jika kita mengumpulkan expat Ubud dan dari tempat lain bukan, tidak perlu psikiater yang berpengalaman untuk melihat perbedaannya. Para expat Ubud memilih tinggal di kota yang hidup ini dan menjiwai kebudayaan Bali.
Itu bukan karena Ubud begitu cantik. Mungkin berwarna-warni dan menarik karena lalu lalang kehidupan di jalan, tapi sebenarnya jauh dari cantik. Sebaliknya – tahun lalu saya berada di Kepulauan di Yunani dengan desa-desa di pelabuhan yang bercat warna putih, mengalahkan Ubud dalam hal kebersihan dan atraksi turis.
Tetapi, siapa pun yang sudah tinggal lama di sini melihat turis sebagai makhluk yang berbeda. Tinggal di sini seperti menjadi anggota dari kumpulan orang-orang yang baik, yang terbuka untuk semua orang. Sementara para turis tidak merasakan apa yang sebenarnya terjadi, karena mereka tidak memiliki cukup waktu untuk melihat dan merasakan hal tersebut. Stop! Kalian benar dan saya salah! Kita semua juga pernah jadi turis dulunya.
Anda mungkin berpikir kemana arah pembicaraan ini?
Artikel terakhir kami ditulis oleh teman kerja saya Dani S, tentang hal yang serius seperti tentang nasehat untuk investasi property. Hari ini saya menulis hal-hal yang sedikit santai sebagai hal yang berbeda.
Walaupun begitu, jika Ubud tidak menarik seperti sekarang ini, tidak akan ada gunanya membicarakan tentang kualitas hidup dan tentunya uang Anda atau berinvestasi di sini.
Sekarang inilah akhirnya : Kehidupan yang baik dan juga investasi yang menguntungkan.
Bukankah ini topik yang kalian harapkan untuk seorang real estate agent?
Kita baru saja melalui 4 tahun masa penyesuaian nilai properti. Luar biasa dan membingungkan, karena cuma beberapa orang yang sadar ada siklus yang berulang, yang ditunjukan dari pergerakan analisa pasar jangka panjang.
Jelasnya, saat harga rendah, banyak orang ingin membeli, yang membuat harga menjadi naik.
Yang terjadi selanjutanya adalah para investor diam sementara yang lain menunggu dengan rasa kecewa, dan beberapa orang tidak mampu untuk membeli lagi… harga-harga properti menjadi tidak terjangkau.
Akhirnya, terjadilah “jual kepepet” dan itu membuat harga-harga menjadi turun – yang mana harus terjadi dulu baru orang menjadi percaya. Sejauh ini sih tidak pernah terjadi secara besar-besaran, apalagi di tempat-tempat yang dekat dengan kota Ubud yang sedang populer.
Statistik jarang bohong dan menurutnya akan diperlukan waktu sekitar 2 tahun untuk menyeimbangkan pasar property. Pembeli sudah tidak sabar menunggu saat yang tepat untuk membeli property. Para penjual akan menyadari tidak adanya lagi harga yang meroket tinggi dan memutuskan menjual untuk memulai investasi lain.
Kenapa saya berbicara tentang hal ini, ketika Anda mengikuti apa yang terjadi di pasar ( buktinya Anda membaca ini) dan tahu pasti apa yang terjadi?
Anda akan menjadi lega dengan apa yang Anda dengarkan bahwa semua kembali dengan baik dan pada tempatnya. Siapa pun yang berharap menjual di tahun 2017 -19 sepertinya akan menemukan pembeli yang akan membeli dengan harga wajar. Siapa pun yang ingin membeli dan menyewa akan bisa melihat- lihat sekitar dan menemukan pilihan yang bagus.
Tetapi, sebaiknya jangan berpikir tentang hal itu terlalu lama.
Lihatlah di India, dimana 80% asset cair di negara ini menjadi tidak berharga dalam semalam. Bencana yang tidak terukur, bahkan berdampak bunuh diri. Dan banyak negara lain sepertinya juga menuju kebangkrutan.
Apakah anda tahu bahwa sepertinya teori Keynesian akan terjadi. (mungkin kalian harus melihat di Google seperti yang saya sudah lakukan). Ini singkatnya :
Teori baru Keynesian memperlihatkan perilaku yang lamban tentang harga dan penyebabnya. Teori ini menjelaskan bagaimana kejatuhan pasar bisa disebabkan oleh ketidakefisienan dan mungkin membenarkan intervensi dari pemerintah.
Dan sekarang ijinkan saya menebak, yang mana akan membuat Anda lebih bahagia: setumpuk emas batangan di bawah tempat tidur Anda mempersiapkan gejolak ekonomi, atau sejengkal surga di Bali untuk dinikmati?
Jika anda memilih nomor 2, bisakah ini dilakukan secara benar? Silahkan datang untuk mencari tau bagaimana cara-caranya sambil minum secangkir Kopi Bali.
My best wishes untuk kesehatan dan kemakmuran Anda,
Ramon Genz
(Senior Advisor - Ubud Property)
Ketika saya memulai perusahaan ini dan saat membuat website, kalimat pertama dalam deskripsi tentang Ubud saya tuliskan “ Ubud adalah kota yang tidak seperti yang lain….”
Mungkin pernyataan tersebut terdengar berlebihan. Tetapi ketika mendengarkan apa dikatakan para expats mengenai Ubud, kehidupan di Ubud itu ajaib. Lihatlah foto-foto lama (bisa dilihat di buku - buku di toko buku Ganesha, Jln. Raya Ubud dekat Kantor Pos). Saya baru bergabung di Ubud tahun 2000. Walaupun saat itu jalanan sudah mulai lebih macet, saya merasa ini adalah tempat untuk mengharapkan “ Kehidupan yang indah”.
Hari ini kita kadang kesal dengan kemacetan yang lebih buruk, tidak ada parkir, asap knalpot, komersialisasi, pengemis jalanan dan Anda bisa menambahkan lagi dari pengamatan Anda sendiri. Tapi hanya sedikit yang bilang : “ Cukup, saya pergi”
Dari pengetahuan Anda- adakah tempat lain kecuali Greenland atau Kalahari dimana lingkungan justru membaik daripada memburuk? Dan untuk tempat-tempat itu, bagaimana dengan insfrastrukturnya atau kehidupan sosialnya?
Apakah Anda setuju tidak ada tempat seperti Ubud di bumi ini, atau diluar angkasa? Jadi marilah kita bersyukur.
Selama bertahun-tahun banyak yang mencari properti ke kantor kita yang pertama (yang di dekat patung Arjuna) dan berbagi ide tentang bagaimana, kapan dan dimana mereka ingin tinggal. Banyak dari mereka sudah berpergian mencari tempat yang memiliki kualitas hidup yang baik, murah, masyarakat yang baik, dan standar kesehatan yang baik. Saya mendengarkan pengalaman mereka di Thailand, Pilipina, Vietnam, Brazil, Mexico, Columbia dan lainnya untuk mencari tempat pensiun.
Menariknya, saya perkirakan setengah lebih dari para pendatang tersebut tinggal di sini. Kita bertemu di tempat umum seperti Supermarket Bintang atau Delta, di warung atau restoran. Yang menarik bagi saya, – tidak ada banyak keluhan dari mereka. Kita membicarakan masalah kehidupan yang biasa. Saya kira jika seseorang sangat bosan, pikiran negatif tentang apa pun akan timbul. Di Ubud, kalau kita berpartisipasi sedikit dengan apa yang ada, kita tidak akan merasa bosan.
Apakah anda merindukan malam Oscar, Wall Street atau balapan Formula 1? Saya kira Anda tidak terlalu. Oleh karena itu Anda datang ke sini.
Dengan sistem administrasi yang lambat, rasanya sekitar 10 tahun lagi pun tidak banyak hal akan berubah di Ubud. Kemudian kita akan bertemu lagi dan membicarakan apa yang akan kita lakukan lagi nanti, jika diperlukan.
Saya bukan penulis yang professional. Saya menulis ini karena saya merasakan perut saya yang keroncongan dan berpikir tentang tempat makan. Saya berpikir tentang “ Wild Ginger di Jl. Gero Gading, jalan yang menuju ke Ubud Fitness. Sebuah warung kecil yang rapi yang menurut saya pantas mendapatkan bintang 4, bukan karena para tamu mendapatkan serbet kain berwarna putih daripada tisu toilet.
Aduh! Hari ini hari minggu dan mereka tutup.
Ahh, tadi kita sampai disini – Bukankah kita beruntung karena adanya kebebasan dalam memilih dimana kita tinggal? Beberapa belum pernah tinggal di Ubud karena tidak berminat, atau mereka yang lebih memilih untuk tinggal di Pattaya atau Ho Chi Minh untuk alasan mereka sendiri. Kita tentunya merindukan expat-expat tersebut, tetapi tidak merugikan kita kan ?
Ubud di jalurnya sendiri. Jika kita mengumpulkan expat Ubud dan dari tempat lain bukan, tidak perlu psikiater yang berpengalaman untuk melihat perbedaannya. Para expat Ubud memilih tinggal di kota yang hidup ini dan menjiwai kebudayaan Bali.
Itu bukan karena Ubud begitu cantik. Mungkin berwarna-warni dan menarik karena lalu lalang kehidupan di jalan, tapi sebenarnya jauh dari cantik. Sebaliknya – tahun lalu saya berada di Kepulauan di Yunani dengan desa-desa di pelabuhan yang bercat warna putih, mengalahkan Ubud dalam hal kebersihan dan atraksi turis.
Tetapi, siapa pun yang sudah tinggal lama di sini melihat turis sebagai makhluk yang berbeda. Tinggal di sini seperti menjadi anggota dari kumpulan orang-orang yang baik, yang terbuka untuk semua orang. Sementara para turis tidak merasakan apa yang sebenarnya terjadi, karena mereka tidak memiliki cukup waktu untuk melihat dan merasakan hal tersebut. Stop! Kalian benar dan saya salah! Kita semua juga pernah jadi turis dulunya.
Anda mungkin berpikir kemana arah pembicaraan ini?
Artikel terakhir kami ditulis oleh teman kerja saya Dani S, tentang hal yang serius seperti tentang nasehat untuk investasi property. Hari ini saya menulis hal-hal yang sedikit santai sebagai hal yang berbeda.
Walaupun begitu, jika Ubud tidak menarik seperti sekarang ini, tidak akan ada gunanya membicarakan tentang kualitas hidup dan tentunya uang Anda atau berinvestasi di sini.
Sekarang inilah akhirnya : Kehidupan yang baik dan juga investasi yang menguntungkan.
Bukankah ini topik yang kalian harapkan untuk seorang real estate agent?
Kita baru saja melalui 4 tahun masa penyesuaian nilai properti. Luar biasa dan membingungkan, karena cuma beberapa orang yang sadar ada siklus yang berulang, yang ditunjukan dari pergerakan analisa pasar jangka panjang.
Jelasnya, saat harga rendah, banyak orang ingin membeli, yang membuat harga menjadi naik.
Yang terjadi selanjutanya adalah para investor diam sementara yang lain menunggu dengan rasa kecewa, dan beberapa orang tidak mampu untuk membeli lagi… harga-harga properti menjadi tidak terjangkau.
Akhirnya, terjadilah “jual kepepet” dan itu membuat harga-harga menjadi turun – yang mana harus terjadi dulu baru orang menjadi percaya. Sejauh ini sih tidak pernah terjadi secara besar-besaran, apalagi di tempat-tempat yang dekat dengan kota Ubud yang sedang populer.
Statistik jarang bohong dan menurutnya akan diperlukan waktu sekitar 2 tahun untuk menyeimbangkan pasar property. Pembeli sudah tidak sabar menunggu saat yang tepat untuk membeli property. Para penjual akan menyadari tidak adanya lagi harga yang meroket tinggi dan memutuskan menjual untuk memulai investasi lain.
Kenapa saya berbicara tentang hal ini, ketika Anda mengikuti apa yang terjadi di pasar ( buktinya Anda membaca ini) dan tahu pasti apa yang terjadi?
Anda akan menjadi lega dengan apa yang Anda dengarkan bahwa semua kembali dengan baik dan pada tempatnya. Siapa pun yang berharap menjual di tahun 2017 -19 sepertinya akan menemukan pembeli yang akan membeli dengan harga wajar. Siapa pun yang ingin membeli dan menyewa akan bisa melihat- lihat sekitar dan menemukan pilihan yang bagus.
Tetapi, sebaiknya jangan berpikir tentang hal itu terlalu lama.
Lihatlah di India, dimana 80% asset cair di negara ini menjadi tidak berharga dalam semalam. Bencana yang tidak terukur, bahkan berdampak bunuh diri. Dan banyak negara lain sepertinya juga menuju kebangkrutan.
Apakah anda tahu bahwa sepertinya teori Keynesian akan terjadi. (mungkin kalian harus melihat di Google seperti yang saya sudah lakukan). Ini singkatnya :
Teori baru Keynesian memperlihatkan perilaku yang lamban tentang harga dan penyebabnya. Teori ini menjelaskan bagaimana kejatuhan pasar bisa disebabkan oleh ketidakefisienan dan mungkin membenarkan intervensi dari pemerintah.
Dan sekarang ijinkan saya menebak, yang mana akan membuat Anda lebih bahagia: setumpuk emas batangan di bawah tempat tidur Anda mempersiapkan gejolak ekonomi, atau sejengkal surga di Bali untuk dinikmati?
Jika anda memilih nomor 2, bisakah ini dilakukan secara benar? Silahkan datang untuk mencari tau bagaimana cara-caranya sambil minum secangkir Kopi Bali.
My best wishes untuk kesehatan dan kemakmuran Anda,
Ramon Genz
(Senior Advisor - Ubud Property)