GOAL SETTING
GOAL SETTING
11 July 2017
BY ALEXPCHANDRA · JULY 21, 2013
“Bagaimana caranya makan gajah ? Sedikit demi sedikit..” (Alex P Chandra)
Saya sedang berlatih lari untuk triatlon. Target waktu saya adalah 25 menit untuk 5 km.
Latihan saya agak terlambat. Back saya cedera, sehingga selama proses penyembuhan tidak boleh berlari dulu. Baru kemarin mencoba berlari. Saya berlari bersama dengan klub running 3V, gym saya di Kerobokan. Mereka sedang mempersiapkan diri buat half maraton.
Sebenarnya saya tidak menyangka akan berlari bersama-sama dengan mereka yang bersiap-siap buat half marathon. Bobby, pelatih saya tidak memberitahu saya bahwa the track akan 10 kilometer yang paling pendek, dan yang bersiap half marathon akan berlari 17 km.
Kalau tahu, saya tidak akan ikut mereka.
I will not run that far. Saya harus memperhatikan back saya. Jangan sampai cedera lagi. Target saya cuma berlari 5 km saja.
Bobby, pelatih saya, yang juga sedang melatih seorang ibu muda untuk berlari 10k, menginstruksikan agar saya mengikuti pace-nya saja. Dan akan memberi tahu jika jarak 5 km sudah tercapai, sehingga saya boleh berhenti.
Awalnya gampang, Saya berlari dibelakang mereka, megikuti kecepatan mereka. Yang penting jangan terlalu jauh tertinggal.
Kesulitan mulai muncul, ketika saya diminta didepan, menjadi pace maker.
Saya tidak tahu apakah saya berlari terlalu cepat atau-kah terlalu lambat. Jika terlalu cepat, nanti stamina saya akan habis sebelum tujuan, terlalu lambat target waktunya nanti tidak tercapai.
Namun kemudian, Bobby mengatakan bahwa ketika berlari, kita harus selalu mempunyai goal setting. Capai atau kejar destinasi yang terdekat dulu. Kejar yang baju kuning, setelah terkejar, bikin goal setting baru, kejar yang kaus coklat. Demikian seterusnya.
Kalau tidak ada pelari di depan yang harus dikejar, pikirkan pohon atau tiang listrik atau apapun, yang penting ada goal setting terdekat yang perlu dikejar.
Dengan demikian, jarak 5 km ternyata tidak terlalu jauh. Karena kita mencapainya sedikit demi sedikit.
Saya bahkan berlari sampai 7 km dengan cara demikian. Dan kalau mau sebenarnya 10 km-pun sanggup saya tempuh. Namun saya memaksakan diri berhenti, tidak mau terlalu memaksa. Nanti cedera lagi.
Saya pikir, in life-pun demikian. Dalam merancang hidup kita, apakah itu bisnis, keuangan ataupun kesehatan, jika tidak ada tujuan yang jelas, tentunya akan membuat kita berjalan tanpa arah. Kita akan kesulitan, sama seperti ketika saya berada di depan, menjadi pace maker tanpa goal yang jelas.
“Beranilah bermimpi”, demikian kata orang-orang bijaksana.
“Gantungkanlah cita-citamu setinggi bintang-bintang di langit”, kata Soekarno.
Namun, bagilah cita-cita kita yang tinggi tadi menjadi miles-stone-miles-stone yang achieve-able. Yang pendek-pendek dan bisa dicapai.
Sama seperti kita berlari, kejar dulu yang baju kuning, setelah terkejar kejar yang kaus coklat, demikian seterusnya. Baca selengkapnya ...http://www.alexpchandra.com/goal-setting/
BY ALEXPCHANDRA · JULY 21, 2013
“Bagaimana caranya makan gajah ? Sedikit demi sedikit..” (Alex P Chandra)
Saya sedang berlatih lari untuk triatlon. Target waktu saya adalah 25 menit untuk 5 km.
Latihan saya agak terlambat. Back saya cedera, sehingga selama proses penyembuhan tidak boleh berlari dulu. Baru kemarin mencoba berlari. Saya berlari bersama dengan klub running 3V, gym saya di Kerobokan. Mereka sedang mempersiapkan diri buat half maraton.
Sebenarnya saya tidak menyangka akan berlari bersama-sama dengan mereka yang bersiap-siap buat half marathon. Bobby, pelatih saya tidak memberitahu saya bahwa the track akan 10 kilometer yang paling pendek, dan yang bersiap half marathon akan berlari 17 km.
Kalau tahu, saya tidak akan ikut mereka.
I will not run that far. Saya harus memperhatikan back saya. Jangan sampai cedera lagi. Target saya cuma berlari 5 km saja.
Bobby, pelatih saya, yang juga sedang melatih seorang ibu muda untuk berlari 10k, menginstruksikan agar saya mengikuti pace-nya saja. Dan akan memberi tahu jika jarak 5 km sudah tercapai, sehingga saya boleh berhenti.
Awalnya gampang, Saya berlari dibelakang mereka, megikuti kecepatan mereka. Yang penting jangan terlalu jauh tertinggal.
Kesulitan mulai muncul, ketika saya diminta didepan, menjadi pace maker.
Saya tidak tahu apakah saya berlari terlalu cepat atau-kah terlalu lambat. Jika terlalu cepat, nanti stamina saya akan habis sebelum tujuan, terlalu lambat target waktunya nanti tidak tercapai.
Namun kemudian, Bobby mengatakan bahwa ketika berlari, kita harus selalu mempunyai goal setting. Capai atau kejar destinasi yang terdekat dulu. Kejar yang baju kuning, setelah terkejar, bikin goal setting baru, kejar yang kaus coklat. Demikian seterusnya.
Kalau tidak ada pelari di depan yang harus dikejar, pikirkan pohon atau tiang listrik atau apapun, yang penting ada goal setting terdekat yang perlu dikejar.
Dengan demikian, jarak 5 km ternyata tidak terlalu jauh. Karena kita mencapainya sedikit demi sedikit.
Saya bahkan berlari sampai 7 km dengan cara demikian. Dan kalau mau sebenarnya 10 km-pun sanggup saya tempuh. Namun saya memaksakan diri berhenti, tidak mau terlalu memaksa. Nanti cedera lagi.
Saya pikir, in life-pun demikian. Dalam merancang hidup kita, apakah itu bisnis, keuangan ataupun kesehatan, jika tidak ada tujuan yang jelas, tentunya akan membuat kita berjalan tanpa arah. Kita akan kesulitan, sama seperti ketika saya berada di depan, menjadi pace maker tanpa goal yang jelas.
“Beranilah bermimpi”, demikian kata orang-orang bijaksana.
“Gantungkanlah cita-citamu setinggi bintang-bintang di langit”, kata Soekarno.
Namun, bagilah cita-cita kita yang tinggi tadi menjadi miles-stone-miles-stone yang achieve-able. Yang pendek-pendek dan bisa dicapai.
Sama seperti kita berlari, kejar dulu yang baju kuning, setelah terkejar kejar yang kaus coklat, demikian seterusnya. Baca selengkapnya ...http://www.alexpchandra.com/goal-setting/